Job Description
Bimbingan Konseling
A.
PARA PETUGAS BIMBINGAN
KONSELING
Secara
umum di kenal dua petugas bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah
yaitu, tipe profesional dan non- professional. Petugas bimbingan dan konseling
professional adalah mereka yang di rekrut atau di angkat atas dasar kepemilikan izajah atau latar
belakang pendidikan profesi dan melaksanakan tugas khusus sebagai guru BK
(tidak mengajar). Sedangkan petugas atau guru BK non-Profesional adalah mereka
yang dipilih dan diangkat tidak bedasarkan keilmuwan atau latar belakang
pendidikan profesi. Berikut para petugas BK di sekolah dan madrasah :
a.
Para petugas Bimbingan Konseling
Perencanaan dan pelakansanaan program bimbingan dan konseling di
sekolah dilaksanakan oleh para petugas bimbingan dan konseling. Mereka[1] itu
adalah :
1.
Kepala Sekolah sebagai administrator (leader)
2.
Para Guru (teacher’s)
3.
Wali Kelas atau Guru Penyuluh (Teacher Counselor)
4.
Konselor (School Counselor)
5.
Psikolog (School Psychologist)
6.
Perawat (School Nurse)
7.
Dokter (School Doctor)
8.
Pisikeater (psychiatrist)
9.
Pekerja Sosial (Social Worker)
10.
Petugas Administrasi BK
1.
Kepala Sekolah (administrator, leader)
Kepala sekolah bertanggung jawab atas sekurang-kurangnya 40 orang siswa.
Pertimbangan penetapan tenaga bimbingan model ini di sekolah dan madrasah
adalah kepala sekolah (madrasah) berasal dari jabatan fungsional (guru)
sedangkan jabatan kepala sekolah (madrasah) adalah structural. Agar fungsinya
sebagai pejabat fungsional tidak tanggal, maka kepala sekolah (madrasah)
biasanya diserahi tugas dan tanggung jawab membimbing 40 orang siswa[2].
Berikut di
kemukakan secara singkat tugas kepala sekolah[3]:
a.
Memimpin penyusunan program bimbingan dan konseling serta
pelaksananya di sekolah.
b.
Mengusahakan terpenuhinya tenaga (personil) yang bertugas
melaksanakan program bimbingan dan konseling.
c.
Menentukan waktu pelaksanaan (scheduling) bimbingan dan konseling
secara keseluruhan.
d.
Melengkapi sarana dan prasarana serta fasilitas yang diperlukan
dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling.
e.
Mengadakan in-service training bagi tenaga-tenaga pelaksana
bimbingan dan konseling, terutama bagi petugas yang di pandang kurang memenuhi
syarat, Misalnya guru-guru, dan dalam rangka meningkatkan mutu professional
petugas.
f.
Melakukan evaluasi proses dan hasil bimbingan dan konseling.
g.
Mengadakan penelitian yang faktor penghambat dan factor penunjang
pelaksanaan dan hasil bimbingan konseling sebagai bahan perbaikan bagi
penyusunan program dan pelaksanaan yang akan datang
h.
Mengadakan kerja sama dengan instansi lain (seperti perusahaan /
industri, dinas kesehatan, kepolisian, Depag), atau para pakar yang terkait
dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling (seperti psikolog dan dokter
2.
Para Guru (teacher’s)
Guru terlibat juga dalam bimbingan dan konseling (part time teacher
and part time counselor). Guru BK model ini memiliki tugas rangkap. Guru mata
pelajaran yang bias diserahi tugas dan tanggung jawab sebagai guru BK missal
guru agama, guru PPKN, dan guru-guru lain terutama guru yang tidak memiliki jam
pelajaran.
Berikut di
kemukakan secara singkat tugas para guru:[4]
a.
Melaksanakan pembelajaran yang bersifat membimbing dalam
mata pelajaran yang diasuhnya
b.
Melaksanakan bimbingan kelompok di dalam kelas
c.
Membantu siswa memahami dirinya dan membantunya untuk
menyadari potensi-potensi yang di milikinya dan menyadari
kelemahan-kelemahannya
d.
Membantu siswa dalam memperbaiki kebiasaan-kebiasaan
belajarnya.
e.
Membantu siswa mengembangkan sikap kerjasama
f.
Membantu siswa menikmati kesuksesannya (keberhasilan) dan
kegagalannya
g.
Memberikan pelayanan pengalaman belajar yang menanntang
h.
Memberikan pelayanan penempatan (placement) dalam kelas,
dalam kelompok belajar, ekstrakurikuler, dalam jurusan yang sesuai, dsb
i.
Memberikan pelayanan informasi
j.
Memberikan pelayanan orientasi
k.
Memberikan pelayanan perencanaan pendidikan dan jabatan
(pekerjaan)
l.
Memberikan pelayanan pengembangan kepemimpinan
m.
Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah (problem) yang
dirasakan (dialami) siswa
n.
Mengidentifikasi kesulitan-kesulitan dan gejala salah
suai (maladjustment) siswa
3.
Wali kelas atau guru penyuluh (teacher
counselor)
Apabila sekolah tidak memiliki tenaga
konselor, atau memiliki tetapi masih dirasakan kurang, sekolah dapat menugasi
guru yang berpengalaman, yang berminat dan memiliki keterampilan dalam
berhubungan dengan siswa sebagai guru penyuluh. Untuk dapat melaksanakan
tugasnya sebagai konselor, guru penyuluh ini perlu diberikan pendidikan dan
pelatihan dalam bidang bimbingan dan konseling[5].
Alasan penetapan
wali kelas sebagai tenaga konselor pun dikarenakan wali kelas dekat dengan
siswanya sehingga wali kelas dapat dengan segera mengetahui berbagai persoalan
siswanya.
4.
Konselor (school counselor)
a.
Memberikan pelayanan studi tentang anak atau child study service
b.
Mengumpulkan dan menyusun data pokok tentang siswa yang
dapat dipergunakan oleh semua petugas bimbingan dan konseling disekolah
c.
Memberikan pelayanan konseling bagi siswa yang mengalami
lack of affection, over dependence, delinquency, stress, iner conflict,
prustation, guilty feeling, neurosis, dsb
d.
Bertanggung jawab tentang keseluruhan pelaksanaan
konseling disekolah
e.
Bekerjasama dengan lembaga-lembaga di luar sekolah yang
memberikan pelayanan yang berhubungan dengan bimbingan dan konseling terutama untuk
keperluan referral
f.
Membantu para petugas bimbingan konseling lainnya di
sekolah apabila dipandang perlu atau bila diperlukan oleh petugas bimbingan
konseling di sekolah yang bersangkutan
5.
Psikolog (school psikologist)
Ahli psikologi mempunyai tugas menangani
masalah-masalah yang berkaitan dengan tingkah laku menyimpang dan
masalah-masalah kelainan fungsi dari unsur-unsur kepribadian siswa yang
bersifat psikologist. Selain itu, psikolog juga menangani siswa yang memiliki
mentally retardet baik yang memiliki kelebihan maupun kekurangan yang menonjol.
6.
Perawat (school nurse)
Beberapa tugas perawat:
a. Memberikan informasi tentang kesehatan physik
siswa agar para guru, orang tua dan administrator dapat memahami lebih baik
tentang anaknya.
b. Mengadakan inspeksi rutin terhadap siswa yang
dilaporkan sakit
c. Membantu dokter sekolah
d. Membantu recourts kesehatan
e. Mengadakan panggilan rumah bila perlu
f. Memerintahkan anak agar melaksanakan hidup
secara sehat dengan baik
g. Ikut serta sebagai anggota tim bimbingan
7.
Dokter (school doctor)
Dokter sekolah bertugas memberikan terapi atau
mengobati para siswa yang menderita sakit fisik atau jasmani dan memberikan
alternatif cara yang menghindari atau mencegahnya.
8.
Psikiater (school psychiatrist)
Psikiater mempunyai tugas melakukan konsultasi
dengan siswa yang mengalami gangguan kejiwaan (neurose), baik yang masih ringan
maupun yang sudah tergolong berat dengan tujuan agar siswa kembali normal,
memiliki jiwa yang sehat (mental health)
9.
School Social Workers, Visiting Teacher, Or Welfare Worker
Mereka bertindak sebagai
perantara rumah atau keluarga dan sekolah (community agency)
a. Social worker: memberikan informasi tentang
kesejahteraan anak kepada guru dan bagaimana sebaiknya anak itu di tolong
community agency
b. School social worker: menyelidiki
masalah-masalah yang timbul disekolah sebagai akibat kondisi-kondisi rumah
tangga
c. Visiting teacher: memasukan school room right
ke dalam lingkungan rumah tangga
d. Welfare worker: menghubungkan pelayanan
masyarakat dengan sekolah, menghubungkan masalah-masalah
rumah tangga tersebut yang dapat mempengaruhi kemajuan sekolah. Kedua petugas
itu (social worker dan welfare worker) sebenarnya berhubungan dengan masalah
yang sama, yaitu sekolah dan keluarga apabila hubungan keduanya tidak harmonis.
Welfare worker lebih spesifik lagi menarik minat masyarakat dalam masalah
tersebut. Tujuan pekerjaan mereka ialah mengintegrasikan keluarga dengan
sekolah untuk kesejahteraan masyarakat.
10.
Petugas administrasi BK
Tugas sekretariat BK adalah :
a. Mengisi kartu pribadi siswa
b. Menyimpan catatan-catatan
(record) dan data lainnya
c. Menyelsaikan laporan dan pengumpulan data
tentang siswa
d. Mengirim dan menerima surat panggilan dan
surat pemberitahuan
e. Menyiapkan alat-alat atau formulir-formulir pengumpulan
data siswa seperti angket, pedoman observasi, pedoman wawancara, riwayat hidup,
sosiometri dan sosiogram, kunjungan rumah, panggilan orangtua, pemeriksaan
kesehalan dan pemeriksaan psikologis.
Bimbingn pendidikan dan pekerjaan bertumbuh tidak terlepas dari
masyarakat tempat ia hidup.akan tetapi ia tumbuh sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari padanya. Maka tujuan bimbingn, metoda dan segi-segi yang
sangat menjadi pusatnya sangat pengaruh oleh kemungkinan social, kebudayaan,
ilmiah dan mater, walaupun dalam derajatyang berbeda-beda. Oleh karena itu
hendaknya semua factor tersebut diambil menjadi pertibangan ketika membuat
programnya, menentukan pelayanannya atau menyusun kegiatannya.[6]
Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah[7]
(SMP/MTS, SMA/MA,SMK)
Daftar Pustaka
Salahudin,
Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia
Paimun. 2008. Bimbingan
Konseling Sari Perkuliahan. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Tohirin,
Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi),
Rajawali Pers, Jakarta: 2009
Hana, Attia
Mahmoud, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan II,
[1] Paimun, Bimbingan Konseling Sari Perkuliahan, hal: 27
[2] Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi), Hal: 116-117
[3] Paimun, Bimbingan Konseling Sari Perkuliahan, hal: 27-28
[4] Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi), Hal: 116
[5] Paimun, Bimbingan Konseling Sari Perkuliahan, hal: 29
[6] Attia Mahmoud Hana, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan II, Hal:197
[7] Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling, Hal: 173
Tidak ada komentar:
Posting Komentar