Rabu, 07 Oktober 2015

Makalah Job Description Bimbingan Konseling


Job Description

Bimbingan Konseling

A.     PARA PETUGAS BIMBINGAN KONSELING
 
Secara umum di kenal dua petugas bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah yaitu, tipe profesional dan non- professional. Petugas bimbingan dan konseling professional adalah mereka yang di rekrut atau di angkat  atas dasar kepemilikan izajah atau latar belakang pendidikan profesi dan melaksanakan tugas khusus sebagai guru BK (tidak mengajar). Sedangkan petugas atau guru BK non-Profesional adalah mereka yang dipilih dan diangkat tidak bedasarkan keilmuwan atau latar belakang pendidikan profesi. Berikut para petugas BK di sekolah dan madrasah :

a.      Para petugas Bimbingan Konseling
Perencanaan dan pelakansanaan program bimbingan dan konseling di sekolah dilaksanakan oleh para petugas bimbingan dan konseling. Mereka[1] itu adalah :
1.      Kepala Sekolah sebagai administrator (leader)
2.      Para Guru (teacher’s)
3.      Wali Kelas atau Guru Penyuluh (Teacher Counselor)
4.      Konselor (School Counselor)
5.      Psikolog (School Psychologist)
6.      Perawat (School Nurse)
7.      Dokter (School Doctor)
8.      Pisikeater (psychiatrist)
9.      Pekerja Sosial (Social Worker)
10.  Petugas Administrasi BK

1.      Kepala Sekolah (administrator, leader)
Kepala sekolah bertanggung jawab atas sekurang-kurangnya 40 orang siswa. Pertimbangan penetapan tenaga bimbingan model ini di sekolah dan madrasah adalah kepala sekolah (madrasah) berasal dari jabatan fungsional (guru) sedangkan jabatan kepala sekolah (madrasah) adalah structural. Agar fungsinya sebagai pejabat fungsional tidak tanggal, maka kepala sekolah (madrasah) biasanya diserahi tugas dan tanggung jawab membimbing 40 orang siswa[2].
            Berikut di kemukakan secara singkat tugas kepala sekolah[3]:
a.       Memimpin penyusunan program bimbingan dan konseling serta pelaksananya di sekolah.
b.      Mengusahakan terpenuhinya tenaga (personil) yang bertugas melaksanakan program bimbingan dan konseling.
c.       Menentukan waktu pelaksanaan (scheduling) bimbingan dan konseling secara keseluruhan.
d.      Melengkapi sarana dan prasarana serta fasilitas yang diperlukan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling.
e.       Mengadakan in-service training bagi tenaga-tenaga pelaksana bimbingan dan konseling, terutama bagi petugas yang di pandang kurang memenuhi syarat, Misalnya guru-guru, dan dalam rangka meningkatkan mutu professional petugas.
f.       Melakukan evaluasi proses dan hasil bimbingan dan konseling.
g.      Mengadakan penelitian yang faktor penghambat dan factor penunjang pelaksanaan dan hasil bimbingan konseling sebagai bahan perbaikan bagi penyusunan program dan pelaksanaan yang akan datang
h.      Mengadakan kerja sama dengan instansi lain (seperti perusahaan / industri, dinas kesehatan, kepolisian, Depag), atau para pakar yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling (seperti psikolog dan dokter

2.      Para Guru (teacher’s)
Guru terlibat juga dalam bimbingan dan konseling (part time teacher and part time counselor). Guru BK model ini memiliki tugas rangkap. Guru mata pelajaran yang bias diserahi tugas dan tanggung jawab sebagai guru BK missal guru agama, guru PPKN, dan guru-guru lain terutama guru yang tidak memiliki jam pelajaran.
            Berikut di kemukakan secara singkat tugas para guru:[4]
a.       Melaksanakan pembelajaran yang bersifat membimbing dalam mata pelajaran yang diasuhnya
b.      Melaksanakan bimbingan kelompok di dalam kelas
c.       Membantu siswa memahami dirinya dan membantunya untuk menyadari potensi-potensi yang di milikinya dan menyadari kelemahan-kelemahannya
d.      Membantu siswa dalam memperbaiki kebiasaan-kebiasaan belajarnya.
e.       Membantu siswa mengembangkan sikap kerjasama 
f.       Membantu siswa menikmati kesuksesannya (keberhasilan) dan kegagalannya
g.      Memberikan pelayanan pengalaman belajar yang menanntang
h.      Memberikan pelayanan penempatan (placement) dalam kelas, dalam kelompok belajar, ekstrakurikuler, dalam jurusan yang sesuai, dsb
i.        Memberikan pelayanan informasi
j.        Memberikan pelayanan orientasi
k.      Memberikan pelayanan perencanaan pendidikan dan jabatan (pekerjaan)
l.        Memberikan pelayanan pengembangan kepemimpinan
m.    Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah (problem) yang dirasakan (dialami) siswa
n.      Mengidentifikasi kesulitan-kesulitan dan gejala salah suai (maladjustment) siswa

3.      Wali kelas atau guru penyuluh (teacher counselor)
Apabila sekolah tidak memiliki tenaga konselor, atau memiliki tetapi masih dirasakan kurang, sekolah dapat menugasi guru yang berpengalaman, yang berminat dan memiliki keterampilan dalam berhubungan dengan siswa sebagai guru penyuluh. Untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai konselor, guru penyuluh ini perlu diberikan pendidikan dan pelatihan dalam bidang bimbingan dan konseling[5].
            Alasan penetapan wali kelas sebagai tenaga konselor pun dikarenakan wali kelas dekat dengan siswanya sehingga wali kelas dapat dengan segera mengetahui berbagai persoalan siswanya.
4.      Konselor (school counselor)
a.       Memberikan pelayanan studi tentang anak atau child study service
b.      Mengumpulkan dan menyusun data pokok tentang siswa yang dapat dipergunakan oleh semua petugas bimbingan dan konseling disekolah
c.       Memberikan pelayanan konseling bagi siswa yang mengalami lack of affection, over dependence, delinquency, stress, iner conflict, prustation, guilty feeling, neurosis, dsb
d.      Bertanggung jawab tentang keseluruhan pelaksanaan konseling disekolah
e.       Bekerjasama dengan lembaga-lembaga di luar sekolah yang memberikan pelayanan yang berhubungan dengan bimbingan dan konseling terutama untuk keperluan referral
f.       Membantu para petugas bimbingan konseling lainnya di sekolah apabila dipandang perlu atau bila diperlukan oleh petugas bimbingan konseling di sekolah yang bersangkutan

5.      Psikolog (school psikologist)
Ahli psikologi mempunyai tugas menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan tingkah laku menyimpang dan masalah-masalah kelainan fungsi dari unsur-unsur kepribadian siswa yang bersifat psikologist. Selain itu, psikolog juga menangani siswa yang memiliki mentally retardet baik yang memiliki kelebihan maupun kekurangan yang menonjol.
6.      Perawat (school nurse)
Beberapa tugas perawat:
a.       Memberikan informasi tentang kesehatan physik siswa agar para guru, orang tua dan administrator dapat memahami lebih baik tentang anaknya.
b.      Mengadakan inspeksi rutin terhadap siswa yang dilaporkan sakit
c.       Membantu dokter sekolah
d.      Membantu recourts kesehatan
e.       Mengadakan panggilan rumah bila perlu
f.       Memerintahkan anak agar melaksanakan hidup secara sehat dengan baik
g.      Ikut serta sebagai anggota tim bimbingan

7.      Dokter (school doctor)
Dokter sekolah bertugas memberikan terapi atau mengobati para siswa yang menderita sakit fisik atau jasmani dan memberikan alternatif cara yang menghindari atau mencegahnya.

8.      Psikiater (school psychiatrist)
Psikiater mempunyai tugas melakukan konsultasi dengan siswa yang mengalami gangguan kejiwaan (neurose), baik yang masih ringan maupun yang sudah tergolong berat dengan tujuan agar siswa kembali normal, memiliki jiwa yang sehat (mental health)

9.      School Social Workers, Visiting Teacher, Or Welfare Worker
Mereka bertindak sebagai perantara rumah atau keluarga dan sekolah (community agency)
a.       Social worker: memberikan informasi tentang kesejahteraan anak kepada guru dan bagaimana sebaiknya anak itu di tolong community agency
b.      School social worker: menyelidiki masalah-masalah yang timbul disekolah sebagai akibat kondisi-kondisi rumah tangga
c.       Visiting teacher: memasukan school room right ke dalam lingkungan rumah tangga
d.      Welfare worker: menghubungkan pelayanan masyarakat dengan sekolah, menghubungkan masalah-masalah rumah tangga tersebut yang dapat mempengaruhi kemajuan sekolah. Kedua petugas itu (social worker dan welfare worker) sebenarnya berhubungan dengan masalah yang sama, yaitu sekolah dan keluarga apabila hubungan keduanya tidak harmonis. Welfare worker lebih spesifik lagi menarik minat masyarakat dalam masalah tersebut. Tujuan pekerjaan mereka ialah mengintegrasikan keluarga dengan sekolah untuk kesejahteraan masyarakat.

10.  Petugas administrasi BK
Tugas sekretariat BK adalah :
a.       Mengisi kartu pribadi siswa
b.      Menyimpan catatan-catatan (record) dan data lainnya
c.       Menyelsaikan laporan dan pengumpulan data tentang siswa
d.      Mengirim dan menerima surat panggilan dan surat pemberitahuan
e.       Menyiapkan alat-alat atau formulir-formulir pengumpulan data siswa seperti angket, pedoman observasi, pedoman wawancara, riwayat hidup, sosiometri dan sosiogram, kunjungan rumah, panggilan orangtua, pemeriksaan kesehalan dan pemeriksaan psikologis.

Bimbingn pendidikan dan pekerjaan bertumbuh tidak terlepas dari masyarakat tempat ia hidup.akan tetapi ia tumbuh sebagai bagian yang tak terpisahkan dari padanya. Maka tujuan bimbingn, metoda dan segi-segi yang sangat menjadi pusatnya sangat pengaruh oleh kemungkinan social, kebudayaan, ilmiah dan mater, walaupun dalam derajatyang berbeda-beda. Oleh karena itu hendaknya semua factor tersebut diambil menjadi pertibangan ketika membuat programnya, menentukan pelayanannya atau menyusun kegiatannya.[6]

Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah[7]
(SMP/MTS, SMA/MA,SMK)


 























Daftar Pustaka
Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia
Paimun. 2008. Bimbingan Konseling Sari Perkuliahan. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Rajawali Pers, Jakarta: 2009
Hana, Attia Mahmoud, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan II,




[1] Paimun, Bimbingan Konseling Sari Perkuliahan, hal: 27
[2] Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Hal: 116-117
[3] Paimun, Bimbingan Konseling Sari Perkuliahan, hal: 27-28

[4] Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Hal: 116
[5] Paimun, Bimbingan Konseling Sari Perkuliahan, hal: 29

[6] Attia Mahmoud Hana, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan II, Hal:197
[7] Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling, Hal: 173

Tidak ada komentar:

Posting Komentar